A SONG CALLING FOR YOU [1shot]
Title : a song calling for you
Author : nurul inayah (fb:eun nayah yonghwa)
Genre : sad romance
Rating : PG-13
Maincast :
- Yesung a.k.a Kim Jong Woon
- Im Yeon Hee (original cast)
===============
*Yesung POV*
Aku tak bisa berbuat apa-apa selain menatapnya lemas dan menggenggam erat jari-jemarinya yang dingin.
Untuk kesekian kalinya pelupuk mataku memanas lagi, airmataku menggenang lagi.
Yeonhee, masih tidur disana, matanya mengatup damai, dan bibir mungil itu merapat kelu.
Yeonhee-yaa…
Ireona ! jebal.
Bukalah matamu, tatap aku. Tidakkah kau lihat setiap tetes airmata yang menunggumu?
Bicaralah padaku. Bernyanyilah untukku….
[backsong: yesung_waiting for you]
================
*flashback*
Ban motorku berdecitan mengikis aspal pinggiran jalan saat aku menghentikannya tepat didepan halte bus sore itu. Aku membunyikan klakson beberapa kali hingga ia menoleh. Ya, ia menoleh lalu melempar senyum padaku setelah sebelumnya kusaksikan wajahnya yang ditekuk, mengomeli semut dipojok halte.
“wasseo? Aku kira kau takkan menjemputku?!” serunya riang seraya melangkah ringan menghampiriku.
“memangnya aku akan tega padamu?” kerlingku,coba menggodanya.
Ia tertawa ringkas, mendaratkan cubitan kecil dilenganku.
“kajja, sebentar lagi sepertinya akan hujan.”
================
“oppa,,, tidak bisakah kau pelankan sedikit?” pinta yeonhee takut-takut.
Kedua lengannya memeluk erat punggungku, meliliti perutku sampai sakit. Dari kaca spion terpantul ekspresinya yang sedemikian cemas. Aku hanya mengulum senyum.
“andwaeyo, yeonhee-yaa. Sebentar lagi hujan dan disekitar sini tidak terlihat tempat untuk berteduh.” Jawabku.
Ia lalu memelukku lebih erat dan menyandarkan wajahnya dipundakku. Ah, yeonhee-yaa, kau mencoba merayuku eoh ?!
Kembali aku tersenyum.
Yeonhee-yaa, kadang aku ragu padamu. Apa benar kau manusia? Kau seperti malaikat yang dikirim Tuhan untuk menyinari hidupku, juga hatiku. Bersamamu rasanya bahagia, sangat bahagia sampai tak bisa kuperikan. Sepertinya hatiku akan meledak sekarang.
Mungkin aku terlalu bahagia.
Mungkin sudah saatnya kebahagiaan itu kukembalikan.
Aku ceroboh. Aku kehilangan konsentrasiku. Tepat disebuah tikungan, tak kusadari mobil yang melaju dari arah berlawanan. Aku terus mengemudi kencang, dan……
BRAKKK!!!!
Bunyi itu memekakkan telingaku. Yeonhee, yeonhee yang memelukku erat, yeonhee yang sebelumnya bicara dengan riang padaku,,, aku….telah membawanya dalam kecelakaan itu.
Tubuhku terbanting keras keaspal. Entah apa yang terjadi padaku dan bagaimana keadaanku, aku tak bisa merasakan tubuhku sendiri.
Yeonhee.
Hanya nama itu yang muncul dipikiranku. Telingaku berdengung-dengung bising dan pandanganku mengabur, namun terus kucoba mencari sosoknya. Beberapa meter dariku, kutemukan ia. Mulut, hidung dan kepalanya bersimbah darah.
Andwae! Andwaaaaeeee !!!!
Tuhan, hajima! Aku tidak suka melihat pemandangan ini. Aku tidak suka harus melihatnya menderita. Bibirnya tampak bergumam lemah, tangannya menggapai-gapai padaku.
Apa ia memanggilku?
Tuhan, aku ingin sekali berlari kesisinya dan memastikan dia akan baik2 saja. Tapi kenapa kau buat tubuhku beku?! Aku tak bisa berbuat apa2, aku… sama sekali tak berguna.
Kucoba tuk menggapainya, menyambut uluran tangannya. Tapi jarak memutus harapanku. Tangan itu menggapai kian lemah, lalu terkulai seiring matanya yang kemudian terpejam.
Dan hujan pun turun. Lebat.
Aku tak dapat lagi menemukan sosok orang yang kucintai. Hujan semakin mengaburkan pandanganku. Hujan, menghapus semuanya.
[backsong: super junior _ storm]
=================
“annyeong, yeonhee-yaa !”
Seperti selalu, aku menyapa untuk paginya. Membawakan sebuket mawarputih segar untuk kutaruh di vas disampingnya. Wangi mawar menyebar memenuhi ruangan.
“semoga harimu indah” bisikku seraya mengecup keningnya.
Segenap perasaanku luruh. Ah, lagi-lagi terasa benda asing yang mengganjal dipelupuk mataku. Kucoba menahan agar ia tetap disana. Yeonhee pasti tidak ingin melihatku begini.
Apa aku benar, yeonhee-yaa?
Kuharap kau sedang bermimpi indah,tak perlu menangis. Tapi kumohon, cepatlah kembali, bangunlah.
Geuriweo-yo yeonhee-yaa~, lebih dari yang kukira. Aku membutuhkanmu lebih dari oksigen yang kuhirup. Tahukah kau? Jarum jam diruangan ini bergerak seperti pedang setiap aku memikirkanmu. Celakanya, aku selalu memikirkanmu.
Pedang itu menusuk jantungku sakit jika ingat betapa aku merindukanmu.
Yeonhee-yaa, aku rindu sekali suaramu…
Jamshi kkumkku eoddeon haengbokhaeddeon sungan
Ggaejianhgil wonhaesseo
Utgoiddeon naega babogataseo
Jageun hansumman swilppunieyo
Arayo motnalppunin na neomu jaraljyo
Hajiman mollayo na eojjeomyeon joheunji
Perasaanku menguap dibagian ini, nafasku tercekat.
Yeonhee-yaa, ini adalah bagianmu untuk menyanyi, kau selalu suka menyanyikan lagu ini.
Tapi yang terdengar, hanya keheningan….
================
“kancil kaget melihat ddangkoma sudah lebih dulu mencapai finish, ia tidak menyadari bahwa ddangkoma dan teman2 ddangkoma itu telah menipu si kancil. Pabo!” aku terkekeh.
“itu lucu sekali kan, yeonhee-yaa ??!”
Dari buku cerita bergambar, pandanganku beralih kembali menatap yeonhee. Masih sama seperti hari2 yang lalu, terbaring tanpa suara, tanpa tawa, tanpa apapun selain hening. Sesak yang sama kembali menhujami jantungku.
Yeonhee,,,
Dia selalu tertawa jika kubacakan cerita yang lucu, lelucon murahan sekalipun, bibirnya akan tertarik sedemikian rupa, begitu menggemaskan.
Tapi hari ini, aku harus tertawa bersama angin lagi. Esok mungkin kau akan bangun, menggantikan seluruh keheningan ini dengan suaramu yang bening.
Aku percaya hari itu akan datang.
Aku masih akan selalu disini.
Menunggumu, yeonhee-yaa…
[backsong: yesung_waiting for you]
==============
Sejak aku tak lagi peduli pada waktu, sejak jarum jam berjalan seperti musuh yang tak ingin kutemui, aku tak tahu sudah berapa lama yeonhee terbaring dan sudah berapa lama aku bertingkah layaknya orang gila.
Mungkin, aku memang benar-benar sudah gila.
Pagi yang kesekian, menghadapi matahari yang sama, berjalan diatas jalanan yang sama, dan mampir ditoko bunga yang masih sama. Aku kembali memesan sebuket mawar putih.
Kubawa aroma bunga itu kehidungku seraya menarik nafas dalam. Bahkan wangi mawar ini terasa pahit saat kau tak disampingku, yeonhee-yaa, mawar putihku.
Aku pergi ketoko buku dua blok dari situ, membeli sebuah buku cerita tentang ddangkoma. Akan kutunggu sampai kau bosan, yeonhee-yaa, berkhayal kau bangun dan menceritakan lelucon lain untukku.
Aku hampir tidak ingat bagaimana caranya tertawa, ajari aku sekali lagi…..
Seoul hospital, kamar 302.
Im yeonhee masih terbaring kaku diranjangnya, bersamanya terpasang selang infus, alat bantu nafas, serta kabel-kabel yang menghubungkan jantungnya dengan layar monitor.
Aku menghela nafas berat. Hatiku selalu mencelos melihat wajahnya yang semakin hari semakin tirus dan pucat.
Kuputar pandang pada bunga mawar putih didalam vas yang sudah mulai layu lantas kuganti dengan mawar ditanganku. Jika yeonhee bangun, aku harap ia bisa melihat dan mencium aroma segar bunga ini, ia pasti menyukainya.
Atau mungkin ia akan bangun saat aku membacakan cerita, maka aku akan menceritakan lebih banyak lelucon, karena aku demikian merindukan tawanya.
Kuhempaskan tubuhku dikursi disamping kanan ranjangnya. Menatapnya selalu ingin membuatku bertanya. Yeonhee-yaa,,, kapan kau akan bangun, eoh ??
Kau mungkin tidak tahu.
Menunggumu seperti ini, kadang aku bosan. Pernah terselip dibenakku untuk berjalan mendahuluimu lalu menunggu ditempat yang lebih baik. Dibandingkan duduk disini, memimpikanmu kembali, tanpa kepastian.
Dan yang bisa kulakukan hanyalah bernyanyi ketika aku sedih, menatapmu kemudian tenggelam dalam harapan, juga dalam kenangan indah kita bahwa kau akan bernyanyi bersamaku, menghapus airmata ini dengan senyummu.
Aku masih berusaha percaya. Bahkan ketika mimpi membohongiku, aku masih akan duduk disini, menepis hari-hari yang suram serta do’a yang terbengkalai, merajutnya untuk esok, dan esoknya lagi.
Nan, neoreul mideoyo, yeonhee-yaa…
Arayo motnalppunin na neomu jaraljyo
Hajiman mollayo na eojjeomyeon joheunji
Dan hanbeonman nareul saranghaejwoyo
Geudaeneun irheulge hanado objjyo
……
Disetiap harinya kunyanyikan lagu yang sama, karena itu lagu kesukaan yeonhee, karena wajah bahagianya saat menyanyikan lagu itu masih jelas membayang-bayangi pikiranku. Karenanya, aku teramat sesak dalam rindu.
“……”
Suaraku tercekat.
Aku yakin, yakin sekali dengan apa yang tadi barusaja kulihat. Jari manis yeonhee tersentak.
“dokter! Dokter !!” aku berteriak kalap.
Kutatap ia baik-baik masih dalam keadaanku setengah panik. Hampir tak percaya.
Yeonhee, itu kau?
Ini bukan hanya ilusiku kan? Tolong yakinkan aku, yeonhee-yaa….
=================
Dan hanbeonman nareul saranghaejwoyo
Geudaeneun irheulge hanado objjyo
Geujo hansunganman nareul saenggakhaebwayo
Geugotppunieyo…
Tanpa kuminta, airmata mulai luruh dipipiku.
Aku tak percaya. Jika mata dan telinga ini mengkhianatiku, aku masih akan sangat bahagia. Jika logikaku berbalik menjadi mimpi, tak apa, aku tak keberatan meski harus tidur selamanya.
Aku tak rela bahkan hanya untuk mengerjapkan mataku, kutatap ia lekat dan tak lepas barang sedetik pun. Setiap gerak kecil bibirnya menjadi begitu berharga. Ia menyanyi dengan senyumnya yang riang.
Aku tak bisa berkata apa2, hanya menatapnya dengan wajah paboku.
“waeyo, oppa?”
Alisnya mengernyit bertautan, lucu sekali.
“yeonhee-yaa ??!”
Ragu-ragu kucoba menyentuh pipinya, membelai rambutnya. Argh, buliran bening semakin deras merembes dari sudut mataku.
“oppa, aku tidak ingin melihatmu menangis.”
Ia lalu mengusap airmata yang meleleh dipipiku dengan jari2 halusnya. Aku tak bisa berhenti, airmataku semakin tak terbendung.
Aku sangat, amat sangat bahagia.
“uljimayo… jangan menangis walau aku tak ada disisimu.”
“yeonhee-yaa ! jangan berkata be,,,”
yeonhee tiba2 memutus kalimatku dengan sebuah pelukan. Didekapnya tubuhku erat, sementara tangan mungilnya menepuk2 lembut pundakku.
“oppa, kesedihan akan berkurang saat kau bernyanyi. Bernyanyilah untukku…”
Aku tak mengerti, tapi aku pun bernyanyi dengan suara haru dan tangis yang membuyar.
Honjaneun aninji gokjonghaebojiman dojeonghan geudaeraseo
Geureolli obneun saram haengbokhangayo
Iron naega piryo obseul mankeum
Arayo bujokhan nal nomu jaraljyo
Hajiman mollayo nugulbogo inneunji….
Dan hanbeonman nareul nareul saranghaejwoyo
Geudaeneun irheulge hanado objjyo
Geujeo hansunganman nareul saenggakhae bwayo
Geugotppunieyo….
[just you_ super junior]
Dalam pelukannya hangat, tapi hatiku kelu oleh perasaan buruk yang berangsur-angsur menyerang pikiranku, menjalari ulu hatiku, berdenyut tak karuan.
Airmataku tak terkendali. Kurasakan suaraku bergetar, sedikit demi sedikit menghilang hinggaku tak sanggup bernyanyi lagi.
Seiring dengannya kusadari pelukan itu tak lagi hangat. Bagaimanapun kutajamkan pendengaran, aku tak bisa menemukan detak jantungnya yg selalu memanggil-manggil lemah. Aku tak bisa merasakannya.
Dia, Im Yeonhee, orang yang paling kucintai, dan akan selalu kucintai….
Inilah pelukan terakhirnya.
Aku masih memeluk tubuhnya dan menangis dalam diam. Kucoba untuk melanjutkan lagu itu.
Dan hanbeonman naege shiganeul jwoyo
Geudaeneun ireulge hanado objjyo
Geujo hansungan nareul saenggakhaebwayo
Geugotppunieyo…
Gweowoo geu jeongdojyo….
========END=========
nice ^^
BalasHapus